BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 04 September 2010

SETUP GITAR
 
Berikut ini adalah beberapa sentuhan singkat dan sederhana untuk men'setup gitar anda, agar lebih optimal untuk dimainkan, dan menghasilkan tone yang maksimal pula.


Setting Truss Rod
Truss Rod adalah sebilah besi panjang yang ditanam didalam neck gitar, untuk mengatur agak neck gitar tetap pada keadaan lurus, tidak melengkung cembung, ataupun cekung (lihat gambar)


Apabila Neck Cekung, coba untuk lebih mengencangkan truss rod neck anda.
Begitu juga sebaliknya, apabila neck cembung, coba untuk lebih mengendurkan truss rod'nya.

Setting Action Senar & Tinggi Bridge
Mensetting action senar, maksudnya mengatur jarak antara senar dengan permukaan kayu pada fretboard neck. Semakin rendah, akan semakin ringan untuk dimainkan. Tapi hati hati, terlalu rendah bisa menyebabkan fretbuzz!
Mengubah action senar berarti juga mengubah tinggi rendah bridge, karena tinggi rendah bridge juga mempengaruhi tinggi rendahnya senar. maka untuk men'set action ini, satu satunya cara adalah melalui bridge. Berikut ini adalah gambar di bagian bridge manakah yang harus diputar putar untuk mengatur tinggi rendahnya (lihat gambar)


Setting Intonasi
Bagaimana caranya mengetahui gitar anda sudah memiliki intonasi yang baik? cobalah dengans sebuah tuner.
Bunyikan salah satu senar tanpa ditekan (misalkan senar satu yang bernada E), Lalu tekanlah di fret 12 dan bunyikan lagi. Apabila Nada'nya juga tepat E, maka intonasi gitar anda sudah OK!
Tetapi apabila lebih rendah sedikit dari E, maka majukan saddle bridge kearah pickup.
Dan apabila lebih tinggi sedikit dari E, maka mundurkan saddle bridge ke lawan arah pickup
lakukan juga terhadap semua senar, sampai semuanya memiliki intonasi yang baik.

Apa itu saddle bridge? saddle adalah tempat tumpuan senar di bridge.. (lihat gambar dibawah)


Tinggi Pickup
Ketinggian pickup juga harus diatur, jangan sampai terlalu dekat dengan senar, jangan juga terlalu jauh.
Terlalu jauh dari senar akan menyebabkan gain berkurang. Sedangkan semakin Dekat Pickup dengan senar, semakin hebat gain yang dihasilkan! Tetapi jangan terlalu dekat, bisa menyebabkan senar menyentuh magnet pole pieces dari pickup, dan mengeluarkan suara yang tidak diinginkan.
Ketinggian pickup dapat diatur hanya dengan memutar kedua skrup yang ada pada pinggir masing2 pickup.
SETUP FLOYD ROSE
Berikut ini adalah beberapa sentuhan singkat dan sederhana untuk men'setup bridge tremolo gitar anda, atau biasa kita sebut dengan nama salah satu brand'nya adalah floyd rose. agar lebih optimal untuk dimainkan, dan menghasilkan tone yang maksimal pula.


Sekilas Tentang Floyd Rose
Floyd Rose sebenarnya bukan nama dari tipe bridge ini, floyd rose hanyalah salah satu merek dari model tremolo bridge yang populer ini. Tapi banyak orang kerap menggunakannya karena brand inilah yang paling populer dan banyak dijumpai. Seperti apakah bentuk bridge ini, dapat dilihat pada gambar dibawah ini berikut dengan keterangannya. Perhatikan istilah istilah pada gambar di kiri, karena akan digunakan pada artikel ini.


Mengganti Senar Pada Floyd Rose
Bagi anda anda yang mempunyai gitar dengan tremolo bridge seperti ini, dan anda tidak tahu bagaimana cara mengganti senarnya...berbahagialah! karena pasti artikel ini bisa membantu masalah anda!
Ada beberapa metode yang banyak beredar di kalangan gitaris mengenai bagaimana cara mengganti senar yang baik, yang efisien, tapi sekarang akan kita bahas 2 cara saja.

Cara Pertama adalah mengganti senarnya sekaligus. maksudnya adalah melepas semua senarnya terlebih dahulu, lalu baru mengganti'nya dengan senar yang baru. Cara ini cenderung lebih menyulitkan anda pada saat nanti akan men'setem senar baru anda, karena tahu sendiri, floyd rose bandel kalau mau di'setem. Tapi kalau anda mau membersihkan fretboard, atau mengganti pickup, harus melepas semua senar bukan?


Pertama tama, yang harus anda lakukan adalah menyangga floyd rose (lihat gambar A). pada gambar digunakan batere kotak 9v untuk menyangga, anda bisa menggunakan apa saja, pokoknya tujuan tercapai.

Setelah Bridge tersangga sampai menungging seperti itu, senar otomatis akan menjadi sangat kendur. sekarang lepaskan senar tersebut dari bridge dengan membuka "Saddle block clamp screw" menggunakan kunci L (lihat gambar B). setelah senar bisa ditarik lepas, "saddle block" yang kendur itu akan bisa terlepas dan jatuh lalu hilang, karena kecil dan sulit dicari. harap diperhatikan baik baik block kecil hitam ini.

Jangan lupa membuka locking nut (Gambar C) agar senar tidak terkunci lagi. Lalu lepaskan lilitan senar dari tuning machine di headstock. Sekarang senar lama pastinya sudah terlepas semua. Sanggahan bridge jangan dilepas dahulu, biarkan menungging seperti itu.

Sekarang Senar sudah terlepas semua dari neck, anda bisa membersihkan fretboard ataupun fretwire. Bisa dilihat pada Gambar D adalah sederetan besi fret yang sudah bersih mengkilap, tetapi ada satu yang masih kotor. (nggak ada hubungannya sama topik floyd rose nih..hehehe..)

Lalu cara memasang senar yang baru, caranya tidak sama seperti memasang senar pada bridge umumnya. Ball End pada senar (tambatan seperti bola) tidak akan dipakai, jadi dipotong dan dibuang saja.
Catatan tambahan: Floyd Rose Ibanez yang model terbaru tidak perlu memotong ball end ini, lebih canggih!

Senar yang baru ditambatkan dan dijepit pada "saddle block" terlebih dahulu, baru dililitkan pada tuning machine pada headstock. Tidak perlu banyak banyak lilitan, 2-3 lilit cukup.
Dengan posisi bridge yang masih tersanggah menungging, ambil tuner anda, lalu mulai menyetem senar yang baru. Hanya saja, kali ini anda tidak menyetem ke nada standar (E B G D A e), tapi sekitar 2 nada lebih rendah (C G D# A# F c) atau 2,5 nada lebih rendah (B F# D A E b), tergantung feeling anda. Semakin tinggi floyd rose anda menungging, semakin rendahkan seteman anda. (pada gambar A, floyd rose menungging tinggi sekali, apabila anda ingin menggunakan sanggahan yang lebih kecil, sangat diperbolehkan).
Tujuan dari metode ini, agar nanti pada saat sanggahan floyd rose dilepaskan, floyd rose akan turun dan menarik semua senar secara bersamaan menjadi lebih tegang, dan diharapkan mendekati E B G D A e.
SETUP FLOYD ROSE (part 2)
Cara Kedua dalam mengganti senar adalah mengganti senarnya satu persatu. Maksudnya adalah, mengganti senarnya satu persatu... ..... (nggak nolong ya..)..... hahahaha
Berbeda dengan cara yang pertama, bridge anda tidak perlu disanggah. Pertama tama, langsung lepaskan kuncian dari Locking Nut (Gambar C), agar senar tidak lagi terkunci.
Lalu Lepaskan salah satu senarnya saja, misalnya senar 1 terlebih dahulu. Kendurkan dulu senar itu dari tuning machine di headstock, baru lepaskan jepitan "saddle block" pada bridge. Apabila senar dalam keadaan tegang anda langsung melepaskan jepitan "saddle block", senar bisa terlontar keluar, dan mungkin melukai anda.

Setelah Senar 1 itu terlepas, langsung gantilah dengan senar 1 yang baru. Tambatkan ujung senar pada "saddle block" terlebih dahulu, lalu lilitkan ke tuning machine pada headstock. Langsung setem senar tersebut (dalam hal ini, senar 1 adalah E)

Lanjutkan prosedur diatas bergantian terhadap semua senar, sampai akhirnya semua senar sudah berganti jadi senar baru. Cara ini cenderung lebih aman, karena anda tidak perlu direpotkan dengan masalah setem setem yang bandel seperti cara pertama.


Setting Tegangan PER Pada Floyd Rose
Sedikit informasi, bahwa floyd rose ini, selain ditarik oleh senar, juga ditarik oleh sejumlah per yang terdapat pada bagian belakang gitar (Lihat gambar E). Cobalah buka tutup'nya, dan mulai bedah gitar anda.



Adalah tugas yang sangat berat dan melelahkan dalam hal menyeimbangkan tegangan per dan tegangan senar. Apabila tegangan per dan senar sudah seimbang, maka floyd rose akan seimbang pula (lihat gambar F). Floyd rose pada gambar F, sejajar dengan body gitar. posisi sejajar seperti inilah yang normalnya harus dipunyai semua floyd rose.

Lain halnya dengan Gambar G, dimana floyd rose menungging. tidak enak dilihat bukan, terkesan tidak pro. Mengapa bisa menungging seperti ini?? itu karena tarikan per kurang kencang, sehingga senar lebih kuat dalam hal tarik menarik, floyd rose menjadi tidak seimbang dan menungging.
Lain lagi jikalau tarikan per yang terlalu kencang, floyd rose akan melesak kedalam body (kebalikan gambar G).
Sedikit logika berpikir dalam upaya anda mesetting per ini. Bahwa, jika tegangan per dirubah, tegangan tarikan senarpun ikut berubah, yang menyebabkan seteman senar berubah, Contohnya:
Jika anda mengalami Kondisi seperti gambar G, dimana floyd rose menungging, berarti tarikan per kurang, masih kalah dengan tarikan senar. (katakanlah semua senar sudah tersetem dengan baik, E B G D A e).

Jika kita kencangkan tarikan per, memang benar, floyd rose akan semakin turun, dan mendekati posisi sejajar. TAPI! ingat bahwa senar yang tadinya sudah tersetem dengan baik, akan ikut tertarik floyd rose, dan nadanya akan berubah semakin tinggi.
Perlu diingat juga, Jika kita kendurkan senar yang tadinya sudah tersetem baik, otomatis tarikan senar akan mengendur, sehingga floyd rose akan turun juga mendekati posisi sejajar, tanpa harus mengencangkan per.
Lalu bagaimana solusi yang baik??

Kita lakukan keduanya!! Bagimana Caranya??
Katakanlah misalnya floyd rose anda menungging setinggi 2cm.
Pertama kita akan kencangkan per dibelakang hingga floyd rose turun menjadi 1cm, otomatis senar juga akan naik nadanya. Lalu sisa 1cm lagi bagaimana? floyd rose masih tetap menungging.
Sabar.. kendurkanlah senar yang naik nadanya tadi, setem lagi ke nada yang normal sebelumnya (E B G D A e)

nah coba sekarang lihat! Seiring dengan men'setem, floyd rose anda sudah turun ke posisi sejajar!
yaaa..mungkin tidak terlalu sejajar, mungkin masih kurang sedikit, tapi kurang lebih seperti itu. Terus coba untuk menyeimbangkan dengan proses trial and error, jika salah...COBA LAGI! memang memakan waktu dan tenaga, tapi hasilnya maksimal, floyd rose anda akan lebih enak untuk dimainkan.

CATATAN TAMBAHAN: Ingat bahwa jika anda membeli satu set senar, ukurannya bervariasi, berarti tegangan'nya juga bervariasi. Jikalau anda sudah menyeimbangkan per dengan senar D'addario ukuran 0.10 - 0.49. Lalu suatu saat anda mengganti senar dengan D'addario 0.11 - 0.52. Jangan terkejut jika floyd rose anda menungging lagi.
Gunakan selalu senar dengan string gauge yang sama, untuk menjaga stabilitas floyd rose anda.
SETUP FLOYD ROSE (part 3)
Setting Action Senar & Tinggi Bridge
Pada bridge model floyd rose, juga bisa diatur ketinggian dari bridge tersebut, yang nantinya akan mempengaruhi action senar pada gitar. Apa itu Action senar? maksudnya adalah jarak ketinggian senar ke permukaan fret. semakin rendah jaraknya akan semakin mudah dan ringan untuk dimainkan. Tetapi hati hati, terlalu rendah dapat menyebabkan fretbuzz!



Ketinggian floyd rose dapat diatur dengan memutar "heightstud" dengan kunci L, dapat dilihat pada gambar diatas dimana letak heightstud tersebut.

Tips Menyetem Gitar dengan Floyd Rose
Tips ini diperuntukkan bagi anda anda yang masih menemui kesulitan dengan urusan men'tune gitar anda yang menggunakan floyd rose, dimana cukup sulit untuk membuat semua senar pada nada yang benar.
Andaikan kita menyetem senar pertama, dan akhirnya sudah pada nada yang benar yaitu E! Lalu kita akan lanjut setem senar yang kedua. Bilamana senar kedua sudah tersetem pada nada yang benar yaitu B, senar pertama yang tadinya sudah baik akan berubah sedikit. Hal ini terjadi karena floyd rose adalah bridge yang mengambang dan.... males nih jelasinnya....

Sedikit tips untuk mengatasi kesulitan ini, adalah mensetemnya secara kumulatif.
Maksudnya, setem senar 1 (atau 6, terserah mau mulai darimana) terlebih dahulu, lalu setem senar 2..
Setelah itu kembali check senar 1 kembali, lalu check lagi senar 2, setelah benar, baru lanjut ke senar 3..
Kembali lagi check senar 1, check senar 2, check senar 3, baru lanjut ke senar 4..
begitu seterusnya sampai senar 6, dan semua senar telah pada nada yang tepat.

Dapat kita lihat, proses'nya agak lama.. kita selalu kembali ke senar awal untuk mengecek agar mereka tidak berubah terlalu banyak, jadi dapat di'ilustrasikan sebagai berikut:

step 1: 1 2
step 2: 1 2 3
step 3: 1 2 3 4
step 4: 1 2 3 4 5
step 5: 1 2 3 4 5 6
step 6: 1 2 3 4 5 6

Catatan tambahan: Ingat, kita masih melakukan proses penyeteman diatas dengan tuning machine / dryer, jadi masih nada kasar. Jadi maksudnya, tidak apa apa jika senar 1 bukan tepat nada E. (misalnya E kurang kurang dikit masih tidak apa apa).
Setelah itu pasanglah lagi "locking nut" dan kuncilah senarnya!
Floyd Rose menyediakan fasilitas "Fine Tuning Knob", ini untuk menyetem detail detail yang masih kurang tadi saat menggunakan tuning machine/dryer. Nada E yang tadi kurang kurang sedikit, akan disempurnakan dengan ini, menjadi nada E!!!

POD XT-LIVE


POD XT Live, multi effect yang satu ini sempet bikin heboh masyrakat pencinta tone2 klasik, perdebatan yang ada tentang ini efek satu ini juga seakan ngga akan pernah berhenti, sejak diluncurkan sudah banyak sekali artikel tentang barang satu ini, dipasarkan dengan harga 399 USD, multi efek yang satu ini buat saya benar-benar mimpi yang jadi kenyataan.

Kelebihan :
  • terdiri dari lebih dari 80 stompboxes dan studio effects
  • 36 Legendary and Classic Amp Modeler
  • 24 Cabinet dan 4 Mic Models
  • 128 Channel Memories
  • Variax (produk gitar elektrik dari Line6) Digital Input
  • Built in Chromatic Tuner
  • Kombinasi pedal Tweak/Wah/Volume yang bisa dtukar-tukar
  • Expression pedal Input
Stompboxes :

POD XT Live memasukan modeler dari banyak sekali efek-efek dari pabrik-pabrik kenamaan seperti Ibanez, diantaranya :
  • Fuzz Face
  • Tubescreamer
  • Big Muff pi
  • Octavia
banyak sekali untuk di list, dapat dilihat di http://www.line6.com/podxtlive/effects.html


Amp, Cabinet dan Mic Modeler :

POD XT Live memasukan modeler dari banyak sekali amplifier dan cabinet dari pabrik-pabrik kenamaan seperti Marshall dan Fender, diantaranya :

  • Marshall 1966 JTM-45
  • Fender 1961 Champ
  • Cabinet 4 X 12 Mesa/Boogie
selengkapnya dapat dilihat di http://www.line6.com/podxtlive/amps.html


Output Mode System :

Untuk Produk POD XTL ini, Line 6 memeberikan Feature Output Mode System, fungsinya adalah untuk memaksimalkan suara yang dihasilkan, cukup dengan menekan tombol Output Mode System, maka kita akan bisa mengatur apakah efek ini dihubungkan direct ke mixer, apakah kita menghubungkannya dengan amplifier.

Masih mengenai Output Mode System, kelebihan lain dari si hitam ini adalah pada waktu kita menghubungkan headphone ke efek ini, POD XTL akan secara otomatis menyesuaikan ke Studio Mode sehingga akan membuat suara yang dihasilkan berkualitas semaksimal mungkin.


Software :

Line6 Edit yang disediakan secara Free di http://www.line6.com memberikan kita banyak sekali kemudahan dalam mengedit efek ini dengan dihubungkan ke komputer melalui kabel USB yang disediakan.

Kelebihan lain yang ada di produk ini yang tidak dimiliki oleh produk-produk pabrikan lain adalah, kita dapat mengatur efek mana yang muncul lebih dulu, sehingga membuat settingan POD XTL benar-benar serasa mengatur posisi stompbox, hasil suara dari gitar-mod-delay-amp/cab dan gitar-mod-amp/cab-delay, benar-benar terasa berbeda.


Kekurangan :

Tiada gading yang tak retak, efek ini juga memiliki beberapa kekurangan :

  • Untuk membuat efek suara wah-wah cukup sulit dan membutuhkan kesabaran.
  • Ukurannya yang sangat extraordinary (besar sekali!!!) membuat agak cukup sulit untuk mencari tas yang sesuai, kecuali anda mau mengeluarkan dana ekstra sebesar kurang lebih Rp 500.000 untuk tas originalnya.
  • Beberapa rekan menyebut bahwa suara stompbox yang disediakan masih terdengar parah dan jauh dari aslinya.
  • Beberapa POD XTL pedalnya berbunyi '..nguik..nguik..' ketika diinjak, dikarenakan oleh gesekan karet dan bodi, kendati demikian, buny ini tidak terlalu mengganggu karena ini hanya dari hardware sehingga tidak ada pengaruh sedikitpun untuk suara yang dihasilkan.

Testimoni saya pribadi untuk efek ini :

Warna hitam yang cool dan pengoperasian yang simpel (dengan catatan, pelajari dulu manual book nya bagi anda yang tidak terbiasa dengan produk Line6 karena produk Line6 agak berbeda dengan pabrikan lain) membuat efek ini benar2 sangat compatible untuk dimiliki oleh pemula maupun profesional, suara distortion yang dihasilkan pun sangat tebal (baca postingan settingan saya di http://gitaris.com/showthread.php?t=6543 dan silakan buktikan sendiri), satu hal yang sangat saya banggakan dari POD XT Live ini adalah, ketika kita hubungkan ke komputer misalnya untuk keperluan recording, maka kualitas suara yang dihasilkan sangat maksimal, banyak multi-multi effect keluaran pabrikan lain yang ketika digunakan untuk Live, suaranya benar-benar garang, namun ketika kita hubungkan ke perangkat recording, maka suara yang dihasilkan akan jadi 'melempem'.
Kendati disediakan software, menurut saya mengedit efek ini secara manual juga cukup simpel sehingga buat saya ini hanya masalah selera dan kenyamanan masing-masing. Kemudahan yang lain adalah bahkan Line6 membuat sebuah forum bagi anda yang sudah memiliki efek ini namun memiliki kesulitan dalam menciptakan suara yang diinginkan.

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, menurut saya Efek ini sangat worth untuk dimiliki oleh karena kualitas suara dan features nya.

LINE 6 GUITAR PORT

Click for larger version Pengen kan bisa maenin lagu kesukaan?
Pengen kan bisa nge-jam bareng Band Jagoan kita?
Pengen kan bisa bikin recording lagu sendiri?

Jawabnya : peeengeeen (bacanya pake aksen ya! :D)

Well, untung aja ada GuitarPort, si kecil-kecil cabe rawit ini bisa ngubah PC kita jadi Tool buat Latihan , Nge-Jam , and Recording. Ada 16 classic guitar amplifiers and 19 stompbox and studio effects. Kita bisa play back lagu MP3 Wav Audio favorite kita dari alat ini dengan kecepatan 100% dan bisa kita pelan-in sampe Half Speed alias 50% (Manfat banget buat latihan licks and riffs yang susah bin cepet). Kita bisa ulang-ulang alias nge-Loop bagian tertentu dari lagu tadi sampe kita bisa maeninnya.

Gak perlu hingar bingar gangguin tetangga (kan bisa pake HeadPhone), udah ada Metronomenya , ada Tunernya. Jadi stay in Time and stay in Tune! Asik kaaan!? Udah gitu ada Hum Reducer yang ngebantu banget untuk ngilangin noise..

Untuk Recording, bisa pake macem-macem multitracker nih .. u name it! : Sonar, Guitar Track Pro, ataw mau pake Riff Trackernya si GuitarPort.. No Problem ! Asio Driver lho, low low latency, Support 24 bit recording! kan ada 24-bit converters & 32-bit processing. Tone and Soundnya Keren!

Koneksinya gampang! dari Guitar ke GuitarPort pake kabel PlanetWaves misalnya terus ke PC pake USB cable (included). siap record! Malah bisa download tracks, lessons, guitar hero tone presets!!

Click for larger version PC yang dibutuhkan:
Windows XP, Windows 2000, Windows ME or Windows 98 SE (Second Edition)
Intel Pentium III 500MHz
AGP video card with 800x600
16-bit graphics
128MB RAM
40MB hard disk space
1 USB port

Well, about PC, kalo mau lebih Canggih biasana lebih bagus!

Review gue pribadi sebagai gitaris pemula yang pengen ngerasain wueenaknya nge-Rock and Roll di sela-sela kesibukan cari makan sebagai karyawan yang pergi masih gelap - pulang udah gelap, Gue suka alat ini karena :
1.Fungsi2nya yang banyak (amp simulator, sound effect, metronome, tuner, bisa buat recording)
2.PC gue bertambah fungsinya selain buat Room Theater : , Game Zone, juga bisa buat Digital Audio Workstation alias Home Recording & Practice plus Jamming Tool.
3.Harga alat ini lumayan relative murah 1,2 jt an di wijaya passer baroe (mudah2an makin murah. Jangan lupa minta diskon) Ini semua mungkin dengan adanya teknologi digital, coba kalo cuman ada teknologi analog : O MY GOD , guitar berapa duit? segitu banyak ampli dan segitu banyak efek berapa duit? belum beli metronome and tunernya. Nah loo… Bisa Abis tuh tabungan! Kapan mau punya rumah? Hehehehe…… So, karena gue masih baru belajar, gue butuh alat yg seperti ini. Compact! Optimum! Effective and Efficient Kick Ass Tool!

Well, that is my opinion, You may have different opinion it is ok.. Afterall Music is all about you, what you like. use what works for you…

Happy Groovy Rhythm and Melodious Solo!
Guitar Port Amplifier:
Line 6 Chemical X
Line 6 Insane
Line 6 Piezacoustic 2
Line 6 Spinal Puppet
1953 Small Tweed (based on* "wide panel" Fender Deluxe)
1958 Tweed B-Man (based on* Fender Bassman)
1964 Blackface 'Lux (based on* Fender Deluxe Reverb)
1967 Class A-30 Top Boost (based on* Vox AC-30)
1968 Plexi Lead (based on* Marshall Super Lead)
1968 Plexi Jump Lead (based on* Marshall Super Lead with "jumped" channels)
1987 Jazz Clean (based on* Roland JC-120)
1990 Brit J-800 (based on* Marshall JCM-800)
1993 Solo 100 Head (based on* Soldano SLO-100)
2001 Treadplate (based on* Mesa Boogie Dual Rectifier)
Tube Instrument Preamp

Guitar Port Effects:
Facial Fuzz (based on* Fuzz Face)
Fuzz Pi (based on* Big Muff Pi)
Screamer (based on* Tube Screamer)
Classic Distortion (based on* ProCo Rat)
Vetta Comp
Line 6 Sine Chorus
Line 6 Flanger
Phaser (based on* MXR Phase 90)
U-Vibe (based on* Uni-Vibe)
Opto Tremolo (based on* 1965 Fender Deluxe Reverb)
Rotary Drum & Horn (based on* Leslie 145)
Analog Delay Modulation (based on* Deluxe Memory Man)
Tube Echo (based on* EP-1 Tube Echoplex)
Line 6 Digital Delay
Standard Spring Reverb
Brite Room Reverb
Medium Hall Reverb
Cavernous Reverb
Slap Plate Reverb
Wah (based on* Vox Wah)
Volume (Pre- or Post-Amp Routing options)
Urei LA-2A Compressor
Noise Gate

Senin, 26 Juli 2010

Biografi Nuno Bettencourt

Nama Lengkap : Nuno Duarte Gil Mendes Bettencourt
Group sebelumnya : Extrame, Overseas, myth, Viking, Ruin
Group Saat ini : Mourning Widows Gitar : Washburn Nuno Bettencourt signature series (N2, N4 & N 8)
Tempat/Tgl. Lahir : 20 September 1966 Portugal
Pengaruh : Queen/Brian may, Prince, Jimmy page, Eddie Van Hallen.
Keahlian : Funky Metal Nuno

Bettencourt merupakan gitaris rock yang terbaik dalam permainan ritemnya. Beberapa gitaris lain yang dpt menandingi permainan ritemnya dpt terhitung misalnya : John Petrucci, Darren Housholder dan beberapa pemain funky metal lainnya. Kekreatifan Nuno dlm menciptakan teknik permainan baru telah di kenal sejak album pertama dan kedua bandnya Extreme yaitu “Extrame dan Pornograffitti”. Tidak heran Nuno di nobatkan menjadi “BNest New telant” (Pendatang baru terbaik) begitu Extreme meluncurkan album keduanya Pornograffitti”.

Sesuai dgn perkataan Nuno semdiri di interviewnya bahwa cita-cita Nuno adalah menulis album berwarna funk seperti Pearl Jam, Nirvana dan sejenisnya. Oleh karena itu jika Anda ingin mendengarkan kepiawaian Nuno sebagai shredder, maka dengerlah album Extreme “Pornograffitti” dan album ke tiganya “three side story” juga tidak kalah bagusnya. Justru di album solo nya sendiri dan band barunya Morning Widows, tidak menampilkan skill dari permainan Nunop sendiri. Pada thn 1982 Nuno pertama kalinya bertemu dgn vokalis Extreme Gary Cherone ini merupakan awal dari Extreme. Thn 1984 Nuno meninggalkan sekolahnya dan konsentrasi dlm melatih permainan gitarnya. Nuno melihat drummer Extreme : Mike Mangini di sebuah club di dlm band Tribute Van hallen. Thn 1985 Nuno bertemu dgn bassist Extreme : Pat Badger yg bekerja di took gitar Jim Mouradian di Winchester di mana Nuno selalu memodifikasi gitarnya di sana. Nama Band mereka pertama kali di namakan The Dream sebelum menggunakan nama Extreme dan menghasilkan lagu “Mutha” yg berhasil menerobos jajaran lagu di MTV. Tak lama kemudian nama band mereka dig anti menjadi Extreme dan tampil di festival Mare de Agosto (Santa Maria) pd thn 1986. Guitars Megazines menobatkan Nuno sebagai “The Next Eddie Van Hallen”. Nuno Juga mengisi ritem gitar di lagu Janet Jackson “Black Cat”. Pada bulan desember perusahaan gitar Washburn membuatkan gitar N4 Nuno Bettencourt Signature Series, sampai saat ini N4 membuktikan keberhasilan penjualan gitar Nuno. Awal kesuksesan Nuno terjadi pd bulan Juli 1991 ketika lagu “More Than Word” menjadi hit nomor 1 di USA dan di luar negeri termasuk Israel, Belanda, dll. Nuno juga mengisi dan menjadi cover untuk video Hot Guitarist, Video Magazine Premiare Volume (desember ‘92). Pada bulan oktober Nuno terpilih sebagai Rocker terseksi di majalah Playgirl dan juga memenangkan “Top of the Rock”, “Songwriter of the year”, “ solo of the year”.

Discography Extreme
Saudades de Rock (2008)
1. Star
2. Comfortably Dumb
3. Learn To Love
4. Take Us Alive
5. Run
6. Last Hour
7. Flower Man
8. King Of The Ladies
9. Ghost
10. Slide
11. Interface
12. Sunrise
13. Peace (saudade)
20th Century Masters - The Millennium Collection: The Best of Extreme (2002)
1. Kid Ego
2. Decadence Dance
3. More Than Words
4. Hole Hearted
5. Get The Funk Out
6. Rest In Peace
7. Stop The World
8. Am I Ever Gonna Change
9. Tragic Comic
10. Hip Today
An Accidental Collocation of Atoms: The Best of Extreme (2000)
1. Decadence Dance
2. Rest in Peace
3. Kid Ego
4. Get the Funk Out
5. Tragic Comic
6. Hip Today
7. Stop the World
8. More Than Words
9. Cupid’s Dead [Horn Mix]
10. Leave Me Alone
11. Play With Me
12. Hole Hearted
13. Am I Ever Gonna Change
Waiting for the Punchline (1995)
1. There Is No God
2. Cynical
3. Tell Me Something I Don’t Know
4. Hip Today
5. Naked
6. Midnight Express
7. Leave Me Alone
8. No Respect
9. Evelangelist
10. Shadow Boxing
11. Unconditionally
12. Waiting For The Punchline (Hidden Bonus Track)
III Sides to Every Story (1992)
1. Warheads
2. Rest in Peace
3. Politicalamity
4. Color Me Blind
5. Cupid’s Dead
6. Peacemaker Die
7. Seven Sundays
8. Tragic Comic
9. Our Father
10. Stop the World
11. God Isn’t Dead?
12. I Rise ‘N Shine
13. II Am I Ever Gonna Change
14. III Who Cares?
Extreme II: Pornograffitti (1990)
1. Decadence Dance
2. Li’l Jack Horny
3. When I’m President
4. Get the Funk Out
5. More Than Words
6. Money (In God We Trust)
7. It (’s a Monster)
8. Pornograffitti
9. When I First Kissed You
10. Suzie (Wants Her All Day What?)
11. He Man Woman Hater
12. Song for Love
13. Hole Hearted
Extreme (1989)
1. Little Girls
2. Wind Me Up
3. Kid Ego
4. Watching Waiting
5. Mutha (Don’t Wanna Go to School Today)
6. Teacher’s Pet
7. Big Boys Don’t Cry
8. Smoke Signals
9. Flesh ‘N’ Blood
10. Rock a Bye Bye
11. Play With Me

Minggu, 23 Mei 2010

Profil Slash


 
Nama Asli: Saul Hudson
Tempat/Tgl Lahir: Hampstead (London), 23 Juli 1965
Gaya Permainan: Blues & Hard Rock
Group Band: Velvet Revolver, Slash's Snakepit, Gun's N' Roses, Hollywood Rose
Pengaruh musikal: Aerosmith, Led Zeppelline, Jimi Hendrix, Jeff Beck, Eric Clapton
Gitar Yang Digunakan: Gibson Les Paul, Gibson Flying-V, B.C. Rich Mockingbird, B.C. Rich Warlock, Fender Stratocaster, Fender Telecaster 1952, dll.
Album Favorit: Aerosmith - Rocks, Cheap Trick : Live at Budokan, dan UFO - Strangers in the Night.


Rocker mana yang tidak kenal Slash? Namanya begitu terkenal diseluruh dunia semenjak mengorbit bersama salah satu band rock terbesar dunia, Gun's N' Roses. Sosoknya sangat mudah dikenali, berambut panjang, keriting, memakai topi panjang / topi sulap, dengan menggendong Gibson Les Paul serta tak lupa sebatang rokok Marlboro menempel dibibir adalah style Slash yang sangat familiar.

Slash lahir di Hampstead (London), Inggris pada tanggal 23 Juli 1965. Ayahnya seorang Inggris berkulit putih, dan ibunya warganegara Amerika berkulit hitam. Ibunya merupakan perancang busana panggung David Bowie, dan ayahnya bekerja sebagai desainer cover album rekaman. Di usia 11 tahun Slash pindah ke Los Angeles. Sejak dulu ia punya gaya hidup yang anti-sosialis. Untuk anak sebayanya, tampil dengan menggunakan jaket kulit, jeans kucel, dan rambut panjang sangat dipandang miring oleh masyarakat. Pertengahan tahun 70'an Slash mulai bermain BMX motorcross. Ia bahkan sempat mendapatkan penghargaan dan uang dari olahraga ini.

Di usia 15 tahun, ia memperoleh gitar pertama dari neneknya. Akhirnya ia mulai belajar bermain gitar dengan banyak menyimak lagu-lagu dari Led Zeppelline, Eric Clapton, Rolling Stones, Aerosmith, Jimi Hendrix, Jeff Beck, dan Neil Young. Ia memutuskan berhenti dari olahraga BMX dan menekuni gitar. Setiap harinya ia berlatih selama 12 jam. Dikarenakan sibuk bermain gitar setiap harinya, ia kemudian dikeluarkan dari sekolah saat berada di tingkat 11. Ia pun semakin memperbanyak pergaulan dengan musisi-musisi muda dan melakukan jam session. Inspirasi dari Aerosmith sangat mempengaruhi skill bermusiknya. Tak lama kemudian ia bertemu Steven Adler dan membentuk band Road Crew. Hanya seorang gitaris dan drummer membuat mereka kemudian mencari vocalis. Seorang pemain bass bernama Duff McKagan menjawab iklan yang dipasang Slash di koran. Belakangan mereka sepakat mengganti nama bandnya dengan nama baru Hollywood Roses. Sambil terus bermain dari pub ke pub dan sempat merekam album demo, secara kebetulan Slash dkk bertemu dengan 2 personel band L.A. Guns, Izzy Stradlin dan Axl Rose. Setelah melakukan jam session, mereka masing-masing saling mengagumi kemampuan bermusik satu sama lain. Akhirnya bergabunglah kedua band tersebut dan memakai nama Gun's N' Roses.

Mulanya mereka merelease album mini Live : Like a Suicide. Slash dkk merasa cukup puas dengan album yang bersifat pancingan ini, pasalnya mereka kemudian mendapatkan kontrak rekaman dengan label Geffen Records. Tahun 1987 Debut album perdana dilepas dengan judul album Appetite For Destruction. Diluar dugaan, hits single perdana Sweet Child O'Mine berhasil menjadi jawara ditangga lagu Billboard dan radio-radio. Intro lagu yang menunjukkan kemampuan Slash memainkan gitar langsung menjadi inspirasi bagi anak-anak muda di seluruh dunia. Diikuti kemudian oleh single Welcome To The Jungle yang juga dijadikan soundtrack film Dead Pool. Album ini melambungkan nama Slash sebagai gitaris pendatang baru terbaik. Dalam kurun waktu satu tahun, album ini telah berhasil menjual 20 juta keping album diseluruh dunia.

Tahun 1989, G N' R merilis album kedua, Lies. Namun penjualan albumnya tak sesukses album pertama. 2 tahun kemudian album Use Your Illusion I dan II dilepas ke pasaran. Album ini kembali membesarkan nama Slash sebagai gitaris terbaik. Di album ini ia mampu menampilkan permainan melodi yang harmonis dan menyentuh. Siapapun tak akan menyangkal bagaimana indahnya permainan solo Slash dalam lagu November Rain dan Don't Cry. Serta permainan yang juga tak kalah apiknya dalam nomor-nomor Estranged, Live and Let Die dan lagu You Could Be Mine yang menjadi soundtrack film box office, Terminator 2. Pada masa-masa ini Slash bersama bandnya mencapai puncak kejayaan dimana mereka turut menggelar tur dunianya. Terakhir, G N R memperoleh predikat sebagai The Dangerous Band In The World. Bahkan dinilai popularitasnyabisa melebihi The Beatles apabila terus menghasilkan album seperti ini.

Album Spaghetti Incident yang direlease tahun 1993 menjadi album terakhirnya bersama G N R, pasalnya terjadi konflik internal didalam tubuh band itu sendiri. Slash tidak setuju terhadap visi Axl yang mulai ingin merubah warna musik GNR ke arah techno. Slash cabut dan mendirikan Slash's Snakepit. Bersama band barunya ini ia sempat merelease 2 buah album yaitu IT'S FIVE O'CLOCK SOMEWHERE tahun 1995 dan Ain't Life Grand tahun 2000. Sayangnya album-album tersebut tidak sesukses semasa masih bersama GNR. Setelah 2 tahun kemudian ia memutuskan berhenti dari proyek Slash' Snakepit dan membentuk band baru yang beranggotakan hampir semuanya mantan-mantan personel GNR. Duff pada bass , Matt Sorum pada drum, seorang gitaris baru Dave Kushner dan vocalis Scott Weiland (mantan vocalis Stone Temple Pillots). Debut album Contraband direlease tahun 2004. Album ini langsung bertengger di posisi puncak Billboard Charts. Hal ini dikarenakan kerinduan fans- fans GNR pada GNR sendiri yang menurut rumor akan merelease album baru namun tak kunjung tiba. Akhirnya kerinduan tersebut ditumpahkan kepada Velvet Revolver yang sebagian besar personelnya adalah pilar-pilar utama GNR dimasa lalu. Single perdana Slither berhasil menjadi debutan yang menjanjikan.

Selain sibuk dengan bandnya sendiri, Slash juga ternyata pernah menjadi gitaris bagi musisi-musisi dunia lain seperti Michael Jackson. Bahkan pada tahun 2001, saat Michael Jackson merayakan 30 tahun karir musiknya, Slash menjadi bintang tamu dengan mengisi part gitar dan berduet di panggung pada lagu Black Or White dan Beat It. Slash juga berkali-kali terpilih menjadi Best Guitarist Of The Year dari majalah-majalah musik. Hal ini juga yang menyebabkan Gibson mengontraknya sebagai endorser dan artis Gibson. Kini koleksi gitarnya bahkan sudah melebihi angka 100 dan ada kemungkinan bakal terus bertambah.

Selasa, 18 Mei 2010

List Gitaris Sepanjang Masa Veri Gua

Jimi Hendrix ("Sang Dewa Gitar")
http://irom.files.wordpress.com/2009/05/jimi_hendrix_on_stage_fender_stratocaster.jpg
Gitaris rock zaman kini yang mencari guru abadi atau sekadar melongok puncak permainan hanya akan menemui satu orang: Jimi Hendrix. Kepadanyalah, dan dari dia sajalah, segala teknik yang ada sekarang dirujukkan. Simak pengakuan-pengakuan yang dipublikasikan majalah Guitar (November 1997): "Dialah hal terbesar yang pernah kulihat," kata Stevie Ray Vaughn, . gitaris bluesyang tewas dalam kecelakaan helikopter pada 1990.

"Sependapat, Keith Richards, pemetik gitar The Rolling Stones, menyatakan bahwa Stevie "memainkan ramuan materi yang sangat menarik". Dan Eric Clapton, salah seorang gitaris yang pada 1970-an dijuluki dewa gitar, mengakui dengan Jimi-lah "aku akhirnya merasa bertemu orang lain yang bisa kuajak bicara dan bermain".

Fenomena itu sebenarnya paradoks dengan kenyataan bahwa Jimi sudah tak ada lagi. Ia meninggal di Rumah Sakit St. Mary Abbot, London, karena berlebihan menelan obat bius. Konon, ia sengaja mengakhiri hidupnya sendiri (pesan-pesan dan pernyataan-pernyataannya sebelum itu, seperti dikutip Q Encyclopedia of Rock Stars, antara lain, berupa: "Aku sudah mati sejak lama.")

Namun jika memperhatikan benar, Jimi-lah yang "menemukan" hampir semua kemungkinan eksplorasi bermain gitar. Pada masanya, ketika aksesoris sound masih sangat terbatas, ia sudah memainkan wah dan distorsi secara sempurna — yang lalu menjadi fondasi rock "n roll di masa-masa sesudahnya. Ia bahkan melengkapi diri dengan jurus-jurus akrobatik, misalnya memetik senar dengan gigi.

Lahir pada 27 November 1942 di Seattle, Amerika Serikat, dengan nama Johnny Allen Hendrix, Jimi menaruh perhatian pada musik, khususnya gitar, sejak kecil. Jagoan gitar pada masa-masa itu, seperti B.B. King, Muddy Waters, Buddy Holly, dan Robert Johnson, menjadi idolanya. Gitar pertama, jenis akustik, diperolehnya dari ayahnya pada musim panas 1958. Dengan modal itu ia bergabung dengan The Velvetones. Dan sejak itu jalan hidupnya seperti sudah digariskan.

Dengan The Velvetones Jimi hanya ikutan tiga bulan. Pada musim panas berikutnya, berbekal gitar listrik baru yang diperolehnya, lagi-lagi, dari ayahnya, Jimi bergabung dengan The Rocking Kings. Sesudah itu Jimi sempat mengikuti wajib militer, dan membentuk band di barak, tapi tak lama. Cedera menyebabkannya diberhentikan dari dinas. Perubahan besar terjadi ketika, sebagai gitaris pocokan yang sudah kenyang bermain dengan bermacam artis, pada 1966, ia bertemu Chas Chandler, pembetot bas Animals — band yang punya hit The House of the Rising Sun.

Chas, yang memutuskan keluar dari Animals dan memilih pekerjaan baru sebagai manajer, membawa Jimi ke Inggris. Di sana Chas mempertemukan Jimi dengan Mitch Mitchell, dramer, dan Noel Redding, pemain gitar yang diminta membetot bas. Bersama mereka berdua, Jimi lalu membentuk Jimi Hendrix Experience.

Experience cepat melambung. Single pertamanya, Hey Joe, sempat 10 minggu ngendon di tangga lagu-lagu Inggris, mencapai posisi tertinggi keenam pada awal 1967. Sukses ini segera disusul album Are You Experience?. Inilah rekaman yang disebut-sebut sebagai kompilasi baru musik yang sama sekali radikal; album yang menyuarakan semangat generasi pada masa itu.

Tapi popularitas di negeri sendiri baru diperoleh ketika Jimi berkesempatan manggung di Monterey International Pop Festival, County Fairground, Monterey, Kalifornia, pada 1967. Di sinilah Jimi memamerkan aksi teatrikal yang fenomenal: membakar dan menghancurkan gitarnya.

Bendera karier Jimi terkerek tinggi-tinggi sejak itu. Berturut-turut, dalam waktu kurang dari setahun, antara 1968-1969, bersama Mitch dan Noel, ia merilis Axis: Bold as Love dan album ganda Electric Ladyland. Pada album yang disebut terakhir Jimi, yang akhirnya memiliki studio sendiri, mengerahkan seluruh kemampuannya sebagai gitaris maupun sebagai operator-sound engineer. Sukses besar. Tapi korban tak terhindarkan: Experience bubar.

Jimi memang tak lalu ikut tenggelam. Ia bahkan masih sempat meramaikan festival band yang hingga kini tak terlupakan dalam sejarah musik rock: Woodstock Music & Art Fair. Waktu itu tahun 1969. Jimi, yang tampil bersama Gypsy Sons & Rainbows (antara lain diperkuat Mitch), mengantongi bayaran 125 ribu dolar Amerika Serikat, tertinggi di antara para artis lain.

Sebuah bayaran yang pantas, tapi, rupanya, itulah penampilan akbar terakhir bagi Jimi. Setahun kemudian ia lebih memilih meninggalkan semuanya, selama-lamanya. Secara fisik, sih. Soalnya, pengaruh Jimi justru tetap hidup hingga kini.

Joe Satriani (" Steve Vai: selama Joe Satriani tetap berkarya, saya tak akan kehilangan inspirasi")
http://www.zumablog.com/images/365/joe_satriani.jpg
Joe Satriani, pertama kali belajar gitar pada saat berumur 14 tahun. Pada umur 15 tahun, Joe sudah mengajar gitar (selama 3 tahun) kepada beberapa muridnya yang antara lain adalah Steve Vai, Kirk Hammet (Metallica) dan Larry LaLonde (Primus). Dapat dibayangkan betapa tekunnya dan cepatnya Joe mendalami permainan gitarnya.

Sambil mengajar di Second Hand Guitar, Berklee, Joe merilis albumnya yang pertama tahun 1986 yang berjudul Not Of This Earth. Tahun berikutnya, Surfing With The Alien dirilis dan mendapatkan gold dan platinum sales. Tahun 1989 Surfing in a Blue Dream pun dirilis dan mencapai angka 750.000 keping untuk penjualannya dan masuk ke nominasi Grammy Awards. Tahun 1992 The Extremist dirilis yang juga masuk nominasi Grammy Awards dan mencapai peringkat 24 di Billboard chart.

Tahun berikutnya, Time Machine (dobel CD) dirilis. Di tahun 1995 album yang berjudul Joe Satriani dirilis dan lagu My World masuk nominasi Grammy Awards. Tahun 1998 Joe merilis albumnya yang ke delapan berjudul Crystal Planet.

Di tahun 2000 Joe merilis album Engines Of Creation. Di album ini Joe melakukan eksperimen dengan rekaman menggunakan rhytm-rhytm yang dibuat di komputer. Tahun 2001 Joe merilis album live nya Live in San Fransisco.

Selain merilis album solonya, Joe Satriani juga merupakan penggagas diadakannya G3. Bersama Steve Vai, Joe sudah beberapa kali mengadakan konser G3 dengan dewa gitar lainnya seperti Eric Johnson (1996), Adrian Leggs, Kenny Wayne Shepherd dan Robert Fripp (1997), Michael Schenker dan Uli John Roth dengan Brian May sebagai Guest Star untuk show di London dan Patrick Rondat di Perancis (1998) dan John Petrucci (2001).

Joe Satriani juga berpartisipasi dalam proyek Merry Axemas-nya Steve Vai dan memainkan satu lagu Silent Night yang di aransemen ulang dan juga pernah mengisi posisi gitar untuk Deep Purple di tahun 1990-an.

Steve Vai ("Dewa gitar yang flamboyan dan serba bisa")
http://guitar-edge.com/blog/wp-content/uploads/2009/01/steve-vai.jpg
Siapa yang tidak kenal dengan dewa gitar yang satu ini? Permainannya mulai dari blues, jazz, rock sampai klasik dan ethnic music. Permainan gitarnya pun tidak terbatas pada komunitas gitar saja tetapi juga bagi orang-orang awam yang tidak mendalami gitar.

Pada umur 6 tahun, Steve mulai belajar piano. Pada umur 10 tahun, Steve mulai belajar bermain akordeon. Pada umur 13 tahun barulah Steve mulai mendalami gitar dan sejak saat itu lahirlah seorang dewa gitar yang baru.

Steve Vai mengawali karirnya dengan album debutnya Flex-Able Leftovers pada tahun 1984. Pada tahun 1990, Steve merilis album keduanya yang berjudul Passion and Warfare.Album ini mendapat pengakuan internasional dan Steve memenangkan polling pembaca majalah Guitar Player dalam 4 kategori yang berbeda.

Album Steve yang ketiga berjudul Sex & Religion dirilis tahun 1993 dan album keempatnya Alien Love Secrets dirilis tahun 1995. Pada tahun 1996 album kelima Steve Fire Garden dirilis.

Tahun 1999, Steve meluncurkan album keenamnya yang berjudul Ultra Zone. Dalam album ini Steve lebih banyak memfokuskan dirinya dalam komposisi lagu dan bereksperimen dengan gitarnya.

Tahun 2001 album The Seventh Song dirilis dan album ini berisi lagu-lagu slow/ballad yang pernah dirilis Steve dengan ditambah beberapa lagu baru. Dan di tahun 2001 Alive in an Ultra World pun dirilis.

Steve Vai juga pernah memproduksi 2 album Natal yang berjudul Merry Axemas Vol.1 dan Merry Axemas Vol.2, juga konser G3 bersama Joe Satriani dan Eric Johnson/Kenny Wayne Shepherd dan terakhir John Petrucci turut juga bergabung dalam G3.

Belakangan ini Steve Vai lebih memfokuskan diri bereksperimen pada permainan gitarnya dan sekarang ini band Steve Vai ditambah seorang pemain bass yang sudah tidak asing lagi buat fans-fans rock tahun 80-an, Billy Sheehan. Belum pasti kapan album barunya akan beredar, kita tunggu saja… liberty and justice for all!

John Petrucci ("Salah satu gitaris progressive yang paling popular")
http://dreamtheater.com/en/images/stories/dt_products/bandphotos/john_petrucci.jpg
John besar di Long Island, tepatnya di King park, dimana dia, john myung & Kevin moore bersekolah bersama. John mulai Belajar gitar ketika masih berumur 12 tahun (sebelumnya dia pernah belajar ketika berumur 8 tahun tetapi menyerah ketika Dia melihat kakak perempuannya harus begadang tiap malam belajar main organ. Dia tidak merencanakan untuk menjadi seperti Itu, Dia belajar gitar sepulang sekolah dan akhirnya dia menjadi tidak tertarik lagi).

Namun dia mulai banyak terpengaruh Oleh permainan gitar dari gitaris semacam Yngwie Malmsteen, Randy Rhoads, Iron Maiden, Steve Ray Vaughn, dan grup besar Semacam Yes, Rush, Dixie dregs dan lain lain dia mulai bertekad untuk mencapai level permainan seperti mereka.

Sebagaimana kemunculan musik trash metal yang membuat John tertarik, maka John juga memperluas influence nya dengan Mendengarkan Metallica & Queensryche. John merasa membutuhkan tantangan yang lebih dalam tehnik guitar oleh karena itu Dia banyak mengadaptasi hammering speed & melodic style dari gitaris-gitaris seperti Steves (Steve Morse & Steve Vai), The Als (Allan Holdsworth & Al Dimeola) Mike Stern, Joe Satriani, Neal Schon & Eddie Van Halen.

Pendidikan musiknya dimulai dengan berbagai kelas teori musik yang dia ambil ketika high school. Dia belajar secara otodidak, tetapi dia sempat menerima beberapa pelajaran gitar yang dia ambil ketika dia masuk ke Berklee College of Music di Boston, dimana dia Mempelajari komposisi jazz dan harmoni.

Ketika di Berklee John Petrucci dan John Myung yang juga belajar di berklee bertemu dengan Mike Portnoy, dan mereka mulai membuat band yang diberi nama Majesty yang nantinya kemudian berganti nama menjadi Dream Theater. John sudah merekam 7 album dengan Dream Theater, dan dia juga banyak terlibat dengan beberapa proyek sampingan seperti Liquid Tension Experiment Dengan Tony Levin, Age of Impact, dan bahkan game Sega Saturn yang disebut Necronomicon, dan juga terakhir dia terlibat dalam proyek G3 Bersama Joe Satriani dan Steve Vai. Kecintaan dia pada menulis lirik dikombinasikan dengan gaya komposisi yang unik dari progressive fusion Mengasah bentuk musik dari Dream Theater.

John tinggal bersama istrinya Rena, dan 3 anaknya SamiJO, Reny, dan Kiara di New York. Ketika dia tidak bermain gitar dia banyak menghabiskan Waktunya dengan istri dan anak-anaknya dengan bermain skating, bersepeda, berolahraga dan menontong film.

John sedang merencanakan membuat solo albumnya yang pertama. Lagu-lagu barunya yang dia mainkan ketika bersama G3 juga akan ada di solo album tersebut. Jaws of Life (sebelumnya I.B.S.), Damage Control and Glasgow Kiss. Dia melibatkan beberapa musisi seperti Dave LaRue pada bass, Dave DiCenso dan Tony Verderosa pada drum.

5. Yngwie Malmsteen ("Pahlawan dan pelopor gitaris shredder sedunia dari Swedia")
http://www.geocities.com/SoHo/Studios/2786/yngwie308.jpg
Yngwie Malmsteen merupakan pelopor yang melahirkan seluruh gitaris shredder yang kami tampilkan di website ini. Setelah Eddie Van Halen (Van Halen) pertama kali membawakan tembang "Eruption" pada tahun 1978 yang memperkenalkan teknik "two handed tapping", Yngwie meluncurkan album klasik baroque shred debutnya "Rising Force" yang mengegerkan komunitas gitar rock, menciptakan standar baru untuk kecepatan & keahlian dalam bermain. Warna "Neo-Classical" yang di bawahkan Yngwie adalah berdasarkan struktur komposisi dari J.S Bach (1685-1750) dan Niccolo Paganini (1782-1840).

Setelah itu muncul para gitaris shredder yang menghasilkan sekian banyak album yang sukses. Hampir setiap minggu muncul gitaris baru yang mengklaim dirinya sebagai gitaris baru yang paling cepat di dunia. Sebagai contoh: Paul Gilbert, Marty Friedman, Jason Becker, Richie Kotzen, Vinnie Moore, Tony Macalpine, Greg Howe, dll. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Yngwie merupakan pahlawan gitar yang patut diacungi jempol.

Pernikahan ayah Yngwie (seorang kapten tentara) dan ibunya (Rigmor - seniman) diakhiri dengan penceraian tidak lama setelah Yngwie lahir. Di samping itu Yngwie juga memiliki seorang kakak perempuan bernama Ann Louise dan kakak lelaki Bjorn. Yngwie terlahir sebagai anak bungsu yang liar, tidak bisa diatur dan ceria.

Pada awalnya Yngwie mencoba untuk mempelajari piano dan trumpet tetapi ia tidak dapat menguasai alat musik tersebut. Acoustic guitar (gitar bolong) yang dibeli oleh ibunya pada waktu dia berusia 5 tahun juga tidak disentuh Yngwie dan dibiarkan bergelantung di dinding.

Sampai akhirnya pada tgl 18 September 1970, Yngwie melihat sebuah acara spesial mengenai meninggalnya Jimi Hendrix. Di situ Yngwie yang masih 17 tahun tsb menyaksikan bagaimana Jimi Hendrix menghasilkan bunyi feedback guitar dan membakar gitarnya di depan penonton. Pada hari wafatnya Jimi Hendrix tsb lahirlah permainan gitar Yngwie.

Yngwie yang penasaran tersebut kemudian membeli sebuah Fender Stratocaster murah, mencoba memainkan tembangnya Deep Purple dan menghabiskan banyak waktu untuk mengetahui rahasia dari alat instrumen dan musiknya sendiri. Kekaguman Yngwie terhadap Ritchie Blackmore (gitaris Deep Purple) yang dipengaruhi oleh musik klasik dan kekaguman terhadap kakak perempuannya yang sering memainkan komposisi Bach, Vivaldi, Beethoven, dan Mozart, memberikan ide kepada Yngwie untuk menggabungkan musik klasik tersebut dengan musik rock. Yngwie terus bermain seharian penuh sampai tidurpun dia masih tetap bersama gitarnya.

Pada usia 10 tahun, Yngwie menggunakan nama kecil dari ibunya "Malmsteen", mengfokuskan seluruh energi dia dan berhenti bersekolah. Di sekolah Yngwie dikenal sebagai pembuat onar dan sering berantem, tetapi pintar dalam pelajaran bahasa Inggris dan seni. Ibunya yang menyadari bakat musiknya yang unik, mengizinkan Yngwie tinggal di rumah dengan rekaman dan gitarnya. Setelah menyaksikan violinis Gideon Kremer membawakan komposisi Paganini: 24 Caprices di televisi, Yngwie akhirnya mengetahui bagaimana cara mengawinkan musik klasik dengan skill permainan dan karismanya.

Yngwie dan beberapa temannya merekam 3 lagu demo dan dikirim ke studio rekaman CBS Swedia, tetapi rekaman tersebut tidak pernah digubris atau diedarkan. Oleh karena frustasinya, Yngwie menyadari bahwa dia harus meninggalkan Swedia dan mulai mengirimkan demo rekaman dia ke berbagai studio rekaman di luar negeri. Salah satu dari demo tape Yngwie ternyata jatuh ke tangan konstributor Guitar Player dan pemilik Shrapnel Records: Mike Varney. Akhirnya Yngwie mendapat undangan ke Los Angeles untuk bergabung dengan band terbaru Shrapnel: "Steeler" dan seterusnya yang disebut sebagai sejarahnya. Pada bulan February 1983 Yngwie berangkat dari Swedia ke Los Angeles dengan bekal keahlian dan gaya permainan barunya.

Selanjutnya permainan Yngwie dikenal dunia dengan permainannya yang sangat cepat di intro lagu "Hot On Your Heels". Yngwie kemudian pindah ke group band Alcatrazz, sebuah band yang bergaya "Rainbow" dan didirikan oleh penyanyi Graham Bonnett. Walaupun telah bergabung dengan Alcatrazz yang menampilkan sekian banyak solo hebat di lagu "Kree Nakoorie", "Jet to Jet," dan "Hiroshima Mon Amour", Yngwie masih merasa terlalu dibatasi oleh band itu sendiri. Akhirnya Yngwie berpikir bahwa hanya album sololah yang menjadi solusi terbaik.

Album solo pertama Yngwie: Rising Force (kini dinobatkan sebagai kitab musik rock Neo-Classical) berhasil memasuki nomor 60 di tangga Billboard charts untuk musik instrumental gitar tanpa berbau komersil. Album ini juga memenangkan nominasi Grammy untuk Instrumental Rock Terbaik. Tidak lama kemudian Yngwie terpilih sebagai Gitaris Pendatang Baru Terbaik di berbagai majalah dan media, Gitaris Terbaik Tahun Itu, dan Rising Force menjadi Album Terbaik untuk tahun itu juga.

Pada 22 June 1987 mendekati ultah Yngwie yang ke-24, Yngwie mengalami kecelakaan dengan mobil Jaguarnya yang mengakibatkan dia koma hampir seminggu. Penyumbatan darah pada otak Yngwie juga menyebabkan tangan kanannya tidak berfungsi. Karena takut akan karirnya yang akan berakhir itu, Yngwie dengan susah payah mengikuti terapi untuk memulihkan kembali tangan kanannya. Setelah itu Yngwie mendapat cobaan lagi dari kematian ibunya di Swedia akibat penyakit kanker yang menghabiskan banyak biaya medical. Jika Yngwie orang lain, mungkin sudah menyerah dengan nasib seperti itu, tetapi Yngwie justru berubah dan kembali ke musiknya dengan semangat tinggi.

Setelah itu Yngwie meluncurkan album yang laris manis seperti Odyssey, Eclipse, Fire & Ice, Seventh Sign, I Can’t Wait, Magnum Opus, Inspiration, Facing the Animal, Alchemy, War To End All Wars dan akhirnya Yngwie berhasil mewujudkan cita-citanya untuk bermain bersama sebuah Orkestra penuh di salah satu album terbarunya: Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra in Eb minor, Op. 1 (tahun 1998).

Ketika merelease albumnya Eclipse (1990), Yngwie sempat tour dan membuat konser yang sukses di Indonesia (Jakarta, Solo, & Surabaya). Rencananya pada bulan July 2001 ini Yngwie juga akan konser kembali di Indonesia, namun dibatalkan karena pemerintah USA & istrinya menasehati Yngwie akan keamanan politik di Indonesia. Padahal tiket Yngwie sudah sempat laku keras di Indonesia, penggemar Yngwie di Indonesia boleh kecewa. Kapan lagi Yngwie akan konser di Indonesia apabila keadaan politik Indonesia masih seperti ini?

Album-album berikutnya adalah Attack!! yang memuat nomor hits instrumental Baroque & Roll. Pada tahun 2003, Yngwie diajak bergabung dalam formasi G3 bersama Joe Satriani dan Steve Vai yang menelurkan 1 album dan 1 video. Setelah selesai tur bersama G3, ia merampungkan album terbarunya Unleash The Fury. Album tersebut direlease diawal taun 2005.



Nuno Bettencourt ("Dewa gitar yang mempelopori warna Funky Metal")
http://caaqui.zip.net/images/nunosuperman.jpg
Nuno Bettencourt merupakan gitaris rock yang terbaik dalam permainan ritemnya. Beberapa gitaris lain yang dapat menandingi permainan ritemnya dapat terhitung misalnya: John Petrucci, Darren Housholder dan beberapa pemain funk metal lainnya.

Kekreatifan Nuno dalam menciptakan teknik permainan baru telah dikenal sejak album pertama dan kedua group bandnya Extreme yaitu: "Extreme" dan "Pornograffitti". Tidak heran Nuno dinobatkan menjadi "Best New Talent" (pendatang baru terbaik) begitu Extreme meluncurkan album keduanya "Pornograffitti".

Sesuai dengan perkataan Nuno sendiri di interview-interviewnya bahwa cita-cita Nuno adalah menulis album berwarna funk seperti Pearl Jam, Nirvana dan sejenisnya. Oleh karena itu jika Anda ingin mendengarkan kepiawaian Nuno sebagai shredder, maka kami rekomendasikan Anda mendengarkan album Extreme: "Pornograffitti".

Album pertama "Extreme" dan album ketiga "Three Side Story" juga tidak kalah bagusnya. Justru album solo Nuno sendiri dan band barunya Mourning Widows, tidak menampilkan skill dari permainan Nuno sendiri. Bubarnya Extreme cukup mengecewakan penggemar Nuno.

Pada tahun 1982 Nuno pertama kalinya bertemu dengan vokalis Extreme: Gary Cherone. Ini merupakan awal dari band Extreme tsb. 2 tahun kemudian (1984) Nuno meninggalkan sekolahnya dan konsentrasi dalam melatih permainan gitarnya. Nuno melihat drummer Extreme: Mike Mangini di sebuah club di dalam band tribute Van Halen, ketika band-band lain sedang istirahat, Mike memainkan solo drum yang luar biasa.

1985 Nuno bertemu dengan bassist Extreme: Pat Badger yang bekerja di toko gitar Jim Mouradian di Winchester di mana Nuno selalu memodifikasi gitarnya di sana. Nama band mereka pertama kali dinamakan "The Dream" sebelum menggunakan nama "Extreme" dan menghasilkan lagu "Mutha" yang berhasil menerobos jajaran lagu di MTV. Tak lama kemudian nama band mereka diganti menjadi "Extreme" dan tampil di Festival Mare de Agosto (Santa Maria) pada tahun 1986.

Pada tahun 1987 Extreme memenangkan "Outstanding Hard Rock Act" pada tahun pertama Boston Music Awards. Mereka juga memenangkan kontes MTV video, yang ditonton juga oleh perusahaan rekaman A&M A&R scout. Pada bulan September mereka mendapat kabar baik dari A&M record untuk mulai rekaman.

Pada tahun 1989 mereka kembali disebut sebagai "Rising Star" di Boston Music Awards. Tak lama kemudian album debut mereka direlease, tetapi tidak banyak mendapat perhatian selain menjadi album terlaris minggu pertama di Boston, mencapai urutan ke 80 di US chart dan terjual 300.000 copy. "Kid Ego" menjadi single pertama mereka dan kemudian "Little Girls" dan Mutha (Don’t Wanna Go To School Today).

Guitar Magazines menobatkan Nuno sebagai "the next Eddie Van Halen"! Extreme tour ke Amerika Utara dan Jepang. Lagu "Play With Me" menjadi soundtrack film "Bill and Ted’s Excellent Adventure". Kemudian Nuno mengisi ritem gitar di lagu Janet Jackson "Black Cat".

Pada tahun 1990 Extreme merekam album keduanya "Pornograffitti" di Scream Studio (LA). Guitar magazine memberikan 6 halaman khusus untuk Nuno. Lagu Decadence Dance, Get The Funk Out direlease, tetapi tidak banyak yang terjadi.

Pada bulan Desember perusahaan gitar Washburn membuatkan gitar N4 Nuno Bettencourt Signature Series, sampai saat ini N4 membuktikan kerberhasilan penjualan gitar Nuno.

Awal kesuksesan Nuno terjadi pada bulan June 1991 ketika lagu "More Than Word" menjadi hit nomor 1 di USA dan luar negeri termasuk Israel, Belanda, dll. Nuno juga mengisi dan menjadi cover untuk video Hot Guitarist Video Magazine Premiere Volume (December "92).

Pada bulan Oktober Nuno terpilih sebagai Rocker Terseksi di majalah Playgirl dan juga memenangkan "Top of the Rock", "Songwriter of the Year", "Solo of the Year" (Flight of the Wounded Bumblebee), dan "Guitar LP of the Year" di majalah gitar "Guitar For The Practicing Musician"

Selanjutnya Extreme merelease album-album berikutnya: "III Sides", "Waiting For The Punchline" dan kemudian meninggalkan Extreme, merelease album solonya dan membentuk band barunya "Mourning Widows".

Penggemar shredder boleh kecewa dengan keluarnya Nuno dari Extreme karena album-album berikutnya Nuno semuanya berwarna funk murni, tidak terdengar lagi permainan gitar yang menampilkan skill dari Nuno.

8. Eddie van Halen ("Pelopor teknik two handed tapping")
http://eddievanhalenfans.com/files/2008/08/eddie-van-halen.jpg
Sebelum era permainan gitar shredd dipopulerkan oleh Yngwie Malmsteen pada tahun 1984, 6 tahun sebelumnya Eddie Van Halen telah lebih dulu sukses menggemparkan dunia musik. Teknik two handed tapping atau yang biasa disebut tapping saja telah berhasil secara mutlak meracuni lebih dari separuh gitaris rock yang ada di Amerika. Bukan hanya teknik tapping saja, ia juga mempopulerkan gaya permainan gitar hard rock yang sangat berbeda dari kebanyakan gitaris rock yang cukup kental permainan bluesnya. Solo gitarnya di tembang Eruption yang terdapat dalam album debut grupnya Van Halen secara mengejutkan menjadi perbincangan utama gitaris-gitaris rock dimasa itu.

Eddie Van Halen atau biasa disebut dengan panggilan singkat EVH, merupakan seorang imigran dari Belanda. Ia dan keluarganya pindah ke Amerika sekitar tahun 60an. Awalnya lebih dulu mempelajari piano dan kemudian sedikit konsentrasi di drum. Sedangkan kakaknya, Alex Van Halen malah mempelajari gitar.

Diam-diam mereka berdua saling mencuri kesempatan mempelajari instrumen yang bukan miliknya. Alex belajar drum, EVH belajar gitar. Ternyata malah keduanya sepakat bertukar alat musik. Jadilah kemudian EVH menekuni gitar.

Pada saat mulai belajar gitar, ia cukup terpengaruh dengan permainan dari Eric Clapton dan Jimmy Page. Kemudian mereka membentuk band bernama Mammoth yang akhirnya berganti menjadi Van Halen dengan masuknya Michael Anthony pada bass, dan David Lee Roth pada vocal. Band ini terbentuk secara resmi tahun 1974.

Album Van Halen yang dirilis tahun 1978 berhasil menembus charts Billboard sampai posisi 15 dan berhasil terjual sebanyak 2 juta keping yang salah satu menjadi penyebabnya adalah solo gitar EVH di lagu instrumental, Eruption.

Nama Eddie Van Halen langsung berkibar karena ia berhasil mempopulerkan teknik tapping. Meski kontribusi dari David Lee Roth sebagai vocalis yang atraktif dan fenomenal juga tak bisa dipandang sebelah mata, namun bisa dibilang nama EVH lebih menjual. Namanya menjadi perbincangan dan berkali-kali meraih penghargaan sebagai Guitarist of The Year oleh majalah-majalah.

Selain teknik tapping yang menjadi trademarknya, EVH juga dikenal dengan senyumnya yang selalu ia tampilkan dalam segala kondisi. Tak heran gitaris-gitaris muda di Amerika begitu menghormatinya. EVH kemudian membuat penampilan gitar Fender Stratocasternya menjadi berbeda. Body berwarna merah dengan garis-garis putih menjadi salah satu nilai jualnya.

Album berikutnya dimasa David Lee Roth menjadi vocalis yang dirilis adalah Van Halen II (1979) dan Woman and Children First (1980), Fair Warning (1981), Diver Down (1982), dan sebuah album yang merupakan salah satu album masterpiece dari Van Halen yaitu 1984 yang dirilis tahun 1984.

Di album 1984, EVH menampilkan permainan keyboard yang menawan. Malahan masyarakat awam lebih mengenal suara dan permainan keyboardnya di lagu Jump ketimbang teknik-teknik gitarnya. Lagu Jump berhasil menjadi juara 1 di charts Billboard.

Pada tahun 1983, sebelum album 1984 dirilis. EVH sempat bekerjasama dengan King of Pop, Michael Jackson. EVH ikut serta dalam proyek album Thriller yang nantinya terjual lebih dari 20 juta copy. Ia memoles lagu yang berjudul Beat It menjadi sedikit berwarna rock dan dance. Tak lupa juga EVH menampilkan solo gitar dan teknik tappingnya yang merajalela di lagu tersebut. Munculnya EVH di lagu tersebut mendapat respon yang luar biasa dengan perolehan menduduki puncak charts Billboard selama berminggu-minggu.

Tahun 1986 Van Halen mengalami perubahan formasi dengan mundurnya David Lee Roth dan digantikan oleh Sammy Haggar. Meskipun begitu, EVH tetap mampu menampilkan permainan-permainan gitar terbaiknya.

Album-album berikutnya seperti 5150 (1986), OU812 (1988), For Unlwaful Carnal Knowledge (1991), dan Balance (1995) masih cukup mampu memperpanjang nafas Van Halen dalam dunia rekaman. Tak lama kemudian kembali Van Halen berganti vocalis dengan masuknya Gary Cherone (ex Extreme).

Van Halen semasa Gary Cherone oleh banyak pihak dianggap sebagai era terburuk dengan ditandai kurang suksesnya album Van Halen III (1998). Tahun 2001 EVH terkena kanker mulut, ia terpaksa absen selama sekitar 2 tahun untuk proses penyembuhan.

Michael Schenker ("Salah Satu Pelopor Gitar Hero di Jerman")

http://www.michaelschenkerhimself.com/images/michaelschenker_home.jpg
Jika diadakan polling mengenai "10 gitaris terbaik Jerman sepanjang masa", saya yakin kalau nama Michael Schenker akan termasuk salah satu diantaranya. Bahkan kalaupun disuruh memilih 5 saja, saya tetap yakin namanya akan tetap masuk. Tidak aneh bila melihat sepak terjangnya mengangkat nama Jerman sebagai negara yang memiliki gitaris kelas satu dan mampu bersaing dengan gitaris handal dari Inggris dan Amerika.

Michael dan saudaranya, Rudolf memiliki hobi yang sama, yaitu bermain gitar. Michael mendapat inspirasi dalam bermusik dari 2 grup band yang cukup populer di masa itu, Wishbone Ash dan Mountain. Ia juga sempat bekerja sambilan sebagai transcriber lagu.

Tahun 70-an awal, Michael bergabung dengan band milik Rudolf, The Scorpions. Kebetulan permainan Michael cukup menonjol, namun saat band ini merilis album debutnya, Lonesome Crow pada tahun 1972 album itu kurang mendapat respon yang positif. Satu hal yang perlu dicatat, saat itu usia Michael baru 17 tahun.

Setelah mengikuti tur promo bersama Scorpions, band lain bernama UFO tertarik dengan talentanya. Kemudian Michael meninggalkan Scorpions dan bergabung dengan UFO yang baru saja ditinggal gitarisnya, Michael Bolton (tapi bukan Michael Bolton penyanyi).

Bersama UFO, Michael sempat merilis beberapa album, diantaranya Phenomenon (1974), Force It (1975), No Heavy Petting (1976), Lights Out (1977), Obsession (1978). Pada era Michael Schenker inilah nama UFO bisa berkibar dan mendapat pendengar yang lebih luas sampai ke pasar Amerika.

Permainan gitarnya menunjukkannya sebagai seorang musisi yang berpengaruh. Ia juga terkenal dengan sosoknya yang menenteng Gibson Flying-V dengan body yang dimodif pada bagian catnya, setengah hitam, setengah putih.

Akan tetapi setelah album merilis album Obsession, Michael dikeluarkan dari UFO karena kecanduan alkohol dan kembali ke Scorpions. Ia menggantikan Uli John Roth yang sebelumnya menggantikan posisinya saat ia keluar dari Scorpions dulu.

Sekembalinya ke Scorpions, ia ikut merilis album Lovedrive pada tahun 1979. Namun sayang, ketika sedang menjalani tur pertamanya di Amerika, Michael lagi-lagi absen hadir karena kecanduan alkohol. Album tersebut tidak diterima di Amerika terutama karena masalah cover albumnya. Michael pun digantikan oleh Matthias Jabs yang akhirnya menjadi gitaris permanen Scorpions sampai saat ini.

Setelah keluar dari Scorpions, ia sempat diangkat sebagai gitaris pengganti sementara Joe Perry di Aerosmith. Setelah itu Michael memutuskan untuk bersolo karir dengan membentuk Michael Schenker Group atau biasa disebut MSG.

Di band ini Michael bertindak sebagai konseptor dan gitaris. Sedangkan untuk vocal diisi oleh Robin McAuley. Album-album yang dirilis adalah Michael Schenker Group (1980), MSG (1981), Assault Attack and One Night at Budokan (1982). Album-album tersebut cukup berkarakter hingga membuat Ozzy Osbourne sempat menawarinya menjadi gitaris Ozzy setelah kematian Randy Rhoads.

Tahun awal-awal 90an, Michael juga sempat bergabung dengan Ratt untuk bermain unplugged MTV. Selain itu ia pernah tampil dalam kolaborasi Contraband bersama personel-personel dari band-band rock saat itu seperti Shark Island, Vixen, Ratt, dan L.A. Guns). Kemudian ia merilis album Thank You (1993), dan Unforgiven (1999). Tahun 1995, Michael kembali bergabung dengan UFO, dan merilis album Walk On Water dan kemudian tahun 2002 merilis album Sharks.

Dengan suara gitar yang khas dan riff-riff gitar yang catchy sebagai kontribusinya pada Queen, Brian May menjadi salah satu dari sekian musisi yang berbakat dan memberikan pengaruh pada tahun 70-an.

Bryan May
http://www.buzzine.com/wp-content/uploads/2008/09/brian_may_20080904.jpg
Ia adalah anak seorang tukang servis elektronik dan musisi. Ia ternyata ikut mewarisi bakat ayahnya dalam bidang menyolder dan musik. Namun ia sanggup menyeimbangkan ketertarikannya akan teknologi dan musisi dan kemudian melanjutkannya untuk meraih gelar di bidang Fisika. Di saat senggangnya ia menyempatkan diri membuat gitar dibantu oleh ayahnya. Gitar buatannya ini yang kemudian menjadi trade-mark Brian May di setiap penampilannya.

Saat masih sekolah ia membentuk band pertamanya, 1984, yang merupakan sebuah band instrumental. Band mereka manggung di sekitar kota London dan membuka pertunjukan artis/band legendaris seperti Traffic, Jimmi Hendrix, Pink Floyd dan Tyrannosaurus Rex (nantinya dikenal sebagai T-Rex). Pada tahun 1968, ia meninggalkan bandnya untuk memfokuskan diri pada studinya di Imperial College.

Saat kuliah, May sering nongkrong bareng Roger Taylor dan kemudian membentuk band hard rock trio bernama Smile. Ia malah juga meneruskan pendidikannya setingkat S2 pada jurusan matematika dan ilmu pengetahuan, tapi kemudian malah memutuskan untuk lebih fokus pada musik secara penuh.

Band Smile menandatangani kontrak dengan Mercury Records dan merilis satu single yang tidak meraih sukses. Kemudian mereka menambahkan Freddy Mercury pada posisi vokal dan merubah nama band mereka menjadi Queen.

Setelah bekerja dengan beberapa bassist, akhirnya mereka menemukan dan merekrut John Deacon pada tahun 1971. Queen kemudian menandatangani kontrak dengan EMI dan merilis debut albumnya (Queen) pada tahun 1973 dengan kekuatan utama album mereka: kombinasi vokal opera Freddie Mercury dan riff-riff keren Brian May.

Brian May bersama Queen terus berekperimen dengan mengembangkan sound mereka. Albun A Night at the Opera dirilis tahun 1975 dan menelurkan lagu hit "Bohemian Rhapsody", yang memperdengarkan kemampuan musikal dan kehebatan mereka sebagai pengarang lagu.

Kedua album mereka selanjutnya A Day at the Races pada tahun 1976 dan News of the World pada tahun 1977 juga meraih sukses besar di radio maupun di toko musik dengan hit-hit mereka seperti "We Will Rock You" dan bahkan "We Are The Champion" dari album News of the World malah digunakan menjadi lagu kemenangan di lomba olahraga di seluruh dunia sampai sekarang.

Yang menarik adalah, salah satu lagu dari album News, "It’s Late" adalah lagu dimana Brian May menggunakan two-handed tapping dan hammer-on saat solo gitar dan setahun kemudian baru Eddie Van Halen terkenal dengan two-handed tapping gayanya sendiri. May menyebutkan bahwa tehnik tapping yang ia gunakan diconteknya dari seorang gitaris band club di daerah Texas. Menurut gitaris band tersebut malah Billy Gibbons (ZZ Top) yang pertama kali menggunakannya dan ia hanya menconteknya.

Setelah Freddie Mercury wafat di tahun 1991, Queen secara resmi bubar. Hanya pada event-event khusus seperti "Concert for Life tribute to Mercury" di tahun 1992 (menggalang dana untuk Mercury Phoenix Trust, dibentuk untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya AIDS).

Brian May kemudian lebih fokus bersolo karir, merilis Back to the Light pada tahun 1993. Setahun kemudian ia merilis Live at Brixton Academy, yang isinya adalah gabungan dari lagu-lagu solo karirnya dan dari koleksi lagu Queen. Pada tahun 1998 ia merilis album berjudul Another World dimana Jeff Beck ikut mengisi gitar pada lagu "The Guv’nor".